top of page
Writer's picturesehat jiwamu

Waspada Cemas dan Depresi pada Remaja



Di masa-masa pencarian identitas, banyak hal yang mulanya tak tampak dari remaja menjadi kasat mata di hadapan orangtua dan lingkungan sekitarnya. Perubahan sikap kerap ditemui dalam diri mereka. Yang mulanya dekat dengan keluarga dan cenderung terbuka, perlahan menjunjung tinggi privasi. Cekcok antara remaja dan orangtua pun sudah menjadi hal yang hampir pasti terjadi.


Di masa-masa pencarian jati diri pada diri remaja, pada awalnya banyak yang tidak terlihat namun berubah menjadi kasat mata didepan orangtua dan lingkungannya. Perubahan yang dialami nampak jelas ditemui dalam dirinya. Seperti semasa kecilnya dekat dengan keluarga dan terbuka, perlahan ketika remaja jadi memiliki sebuah privasi dan jadi tertutup. Kemudian mulai timbul perkara demi perkara antara orangtua dan anak yang sudah hampir pasti terjadi.


Menurut hasil studi yang dilakukan oleh Pew Research Center terhadap remaja di Amerika Serikat, telah terungkap bahwa masalah gangguan mental itu banyak ditemui pada remaja dari berbagai status sosial dan gender. Banyaknya dari 7 hingga 10 remaja yang berusia 13-17 tahun memberikan pernyataan bahwa kecemasan dan depresi merupakan masalah pokok di seusia mereka. Untuk itu orangtua tidak dapat mengabaikan dan meremehkan kecemasan anak remaja umumnya.


Umumnya di Indonesia hal itu disebabkan karena bullying, narkoba, konsumsi alkohol, dan hamil diluar nikah. Hamil diluar nikah dapat berujung aborsi hingga bunuh diri lantaran malu dan caci makian dari orangtuanya sendiri. Hal tersebut menjadi tekanan yang sangat dalam dan beresiko mempertaruhkan nyawa pada diri remaja karena emosinya yang tidak stabil sehingga mentalnya terganggu. Potensi banyaknya remaja yang bunuh diri yaitu ada di Yogyakarta dengan presentase 6,9 persen yang di ungkap di Journal of Psychiarty.


Bedasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebut, 140 dari 1000 remaja juga memiliki masalah kesehatan mental. Masalah sosial Kecemasan sebenarnya adalah respon yang normal kepada stres dan terkadang hal ini bisa membantu remaja menghadapi situasi yang menegangkan. Namun, gangguan kecemasan ini bisa berkembang menjadi rasa takut, malu, dan membuat mereka menghindari aktivitas atau tempat tertentu.


Masalah sosial yang rentan memicu depresi pada remaja antara lain penerimaan diri dan lingkungan. Trauma tertentu juga bisa menyebabkan depresi. Diperlukan akses ke layanan kesehatan mental untuk remaja. Orangtua dan guru dihimbau untuk yang menjadi orang pertama untuk dapat mengenali gejala gangguan mental pada remaja.




Ditulis oleh Winnindya Fildza


3 views0 comments

Comments


bottom of page