top of page

Perilaku Bunuh Diri

Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan pula oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya sendiri. Dimana Menghilangkan nyawa,

menghabisi hidup atau membuat diri menjadi mati oleh sebab tangan kita atau tangan suruhan adalah perbuatan-perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri. Bunuh diri adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan segala macam cara.

​

Berdasarkan data forensik FKUI/RSCM 1995-2004 terdapat 771 orang laki-laki bunuh diri dan 348 perempuan bunuh diri. Dari jumlah tersebut, 41% melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri, dengan menggunakan insektisida 23% dan overdosis mencapai 356orang.

 

Bunuh diri sering disebabkan karena seseorang mengira bahwa masalah hidupnya tidak bisa terselesaikan. Maka mengakhiri hidup adalah salah satu jalan untuk menyelesaikan masalahnya. Anda bisa mencegah kasus bunuh diri terjadi di sekitar lingkungan Anda apabila Anda tahu, ciri-ciri serta penyebab seseorang ingin mengakhiri hidupnya.

 

Semua bentuk perilaku bunuh diri baik ancaman, usaha ataupun perilaku bunuh diri harus ditanggapi secara serius apapun tujuannya. Namun perhatian lebih ditujukan ketika seseorang merencanakan atau mencoba dengan cara yang paling mematikan seperti dengan menembak diri, memotong urat nadi, menabrakkan diri ke kendaraan atau terjun dari ketinggian. Cara yang kurang mematikan seperti minum racun serangga dan menggantungkan diri memberikan waktu untuk mendapatkan pertolongan saat tindakan bunuh diri telah dilakukan.

 

Berdasarkan besar kemungkinan individu melakukan bunuh diri, maka bunuh diri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

 

1.      Ancaman bunuh diri (suicide threats)

 

Merupakan peringatan verbal atau non verbal bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan bunuh diri. Individu akan mengatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi atau mungkin menunjukkan respons non verbal dengan memberikan barang-barang yang dimilikinya. Misalkan dengan mengatakan “tolong jaga anak-anakku karena saya akan pergi jauh” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”. Perilaku ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan saat ini. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.

 

2.      Percobaan bunuh diri (suicide attempts)

 

Klien sudah melakukan percobaan bunuh diri. Semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian, jika tidak dilakukan pertolongan segera. Pada kondisi ini klien aktif mencoba bunuh diri dengan berbagai cara seperti gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.

 

3.      Completed suicide

 

Terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan tidak benar-benar mati mungkin akan mati, jika ia tidak ditemukan tepat pada waktunya.

 

Apa penyebab seseorang ingin bunuh diri?

Keinginan mengakhiri hidup ini didasari oleh beberapa faktor, berikut:

​

1. Depresi

Depresi adalah salah satu penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari. Seringnya seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah.

Begitu juga, ketika seseorang murung dan selalu menutup diri, kadang orang-orang berasumsi dan mengira itu adalah karakter seseorang yang pemalas atau bahkan tidak pandai bergaul.

​

Depresi juga sering membuat seseorang punya pikiran bahwa tidak ada orang yang sayang padanya lagi, membuat seseorang menyesali hidupnya, atau bahkan berpikir bila ia mati tidak ada yang rugi.

​

2. Adanya sikap impulsif

Impulsif artinya melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Impulsif memang tidak sepenuhnya buruk, selalu ada sisi baiknya. Orang-orang yang impulsif dapat melakukan sesuatu secara spontan

Akan tetapi orang yang impulsif biasanya menjadi ceroboh dan cenderung nekat. Sayangnya, perilaku impulsif ini bisa bahaya bila dibarengi dengan munculnya pikiran negatif, berisiko menyebabkan ia berpikir cepat untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

​

3. Masalah sosial

Ada beberapa orang yang berniat tidak ingin bunuh diri. Sayangnya, karena orang tersebut  tidak bisa bertahan dan keluar dari masalah sosial yang dihadapi , akhirnya ia memilih bunuh diri. Masalah sosial seperti dikucilkan, bullying, atau bahkan dikhianati bisa menjadi pemicu orang berpikir mengakhiri hidupnya. Beberapa orang berpikir dengan mencelakai dirinya sendiri, ini dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

​

4. Filosofi tentang kematian

Beberapa orang memiliki filosofi berbeda tentang kematian. Bahkan muncul istilah “orang yang bunuh diri, bukan ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dirasakan.” Rasa sakit di sini bisa mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

​

Orang-orang seperti ini tidak dalam keadaan depresi. Mereka melihat tidak adanya peluang untuk hidup, sehingga memilih takdirnya sendiri dengan mempercepat untuk mengakhiri rasa sakit tersebut.

​

5. Sakit mental lainnya

Studi Psychological Autopsy menemukan bahwa dalam kasus bunuh diri ditemukan adanya satu atau lebih diagnosis sakit mental pada 90% orang yang bunuh diri. Juga ditemukan satu dari dua puluh orang yang menderita skizofrenia mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada kelainan kepribadian seperti antisosial, borderline, dan narcissistic personality disorder.

​

Faktor lainnya yang harus diwaspadai, seperti:

​

* Pengalaman buruk yang memicu trauma

Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terbentuk di dalam alam bawah sadar seseorang. Pada akhirnya, akan terasa adanya kesulitan untuk keluar dari trauma tersebut. Trauma tersebut akan menghambat seseorang, bahkan jika seseorang tidak sanggup memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri atas hal buruk yang terjadi padanya. Dampak fatalnya, ia berisiko bunuh diri.

​

* Faktor keturunan

Riwayat keturunan genetik juga bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga Anda yang memiliki riwayat bunuh diri, Anda perlu melatih adanya pikiranpositif ketika memiliki masalah berat atau dalam keadaan apa pun, tetaplah berpikir positif.

 

Intensitas Bunuh Diri

 

  Intensitas bunuh diri yang dikemukan oleh Bailey dan Dreyer (1977) mengkaji intensitas bunuh diri yang disebut SIRS (suicidal intertion rating scale), intensitas bunuh diri dengan skor 0-4, yaitu sebagai berikut:

 

1.    Skor 0: tidak adanide bunuh diri yang lalu atau sekarang.

 

2.    Skor 1: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri.

 

3.    Skor 2: memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.

 

4.    Skor 3: mengancam bunuh diri, misalnya: “Tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri”.

 

5.    Skor 4: aktif mencoba bunuh diri.

Dress on the Wall
bottom of page