Gangguan Makan (Bulimia)
Bulimia merupakan bahasa latin dari sebuah kata Yunani boulimia, yang artinya “extreme hunger” alias lapar yang amat sangat. Gangguan ini mencakup episode konsumsi sejumlah besar makanan secara cepat, diikuti dengan perilaku seperti muntah, puasa, atau olahraga berlebihan, untuk mencegah terjadinya berat badan bertambah.
​
Bulimia nervosa atau bulimia adalah salah satu jenis gangguan pola makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Pengidap bulimia memiliki kebiasaan untuk menjaga berat badan dengan tidak makan sama sekali atau makan dalam jumlah kecil, kemudian makan dalam jumlah yang sangat banyak, lalu mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar.
Cara yang tidak sehat ini dilakukan oleh pengidap bulimia untuk melenyapkan kalori berlebih yang telah dikonsumsi agar berat badan dan bentuk tubuhnya tetap terjaga. Gangguan mental ini bisa terkait dengan rasa rendah diri tingkat ekstrem, kecanduan minuman keras, depresi, serta kecenderungan menyakiti diri sendiri.
​
Bulimia Nervosa terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus dan lebih banyak terjadi ada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa adalah membuat dirinya muntah, puasa, dan olahraga yang berlebihan. Gangguan fisik lainnya berupa nyeri abdomen (perut) atau mual, menghentikan pesta makan, yang sering kali diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau muak terhadap diri sendiri.
​
Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2.000 – 3.000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang dimakannya, dengan cara memuntahkan kembali atau dengan menggunakan obat pencahar.
Terdapat dua tipe penderita bulimia, yaitu:
1. Tipe yang memuntahkan kembali makanan setelah sangat kenyang. Dilakukan dengan menusukkan jari ke tenggorokan, atau dengan menggunakan obat pencahar, maupun obat-obatan lain. Tujuannya agar makanan tidak sempat dicerna oleh tubuh sehingga tidak menambah berat badan.
2. Penderita bulimia yang berolahraga berlebihan setelah makan. Tujuannya agar energi yang dihasilkan dari makanan dapat langsung dibakar dan habis.
​
Banyak penderita bulimia memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasa mereka orang-orang yang kelihatan sehat, sukses di bidangnya, dan cenderung perfeksionis. Namun, di balik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku yang kompulsif, misalnya, mengutil di pasar swalayan (kleptomania), atau mengalami ketergantungan pada alkohol.
​
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat sekitar 8 dari 100 wanita yang mengidap kelainan ini. Sebagian besar dialami oleh wanita berusia 16-40 tahun. Rata-rata gangguan ini mulai muncul pada usia antara 18-19 tahun.
Penyebab dan Faktor Pemicu Bulimia
Penyebab utama bulimia belum diketahui secara pasti, tapi ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kelainan ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
* Jenis kelamin. Bulimia lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
* Masalah psikologis. Gangguan psikologis yang dimaksud misalnya merasa rendah diri, depresi, stres, perfeksionisme, gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta gangguan obsesif komplusif (OCD).
* Usia. Bulimia umumnya menyerang remaja hingga dewasa dan rata-rata mulai berkembang pada usia 18-19 tahun.
* Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga inti (saudara kandung atau orang tua) yang mengidap bulimia, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelainan yang sama.
* Tuntutan sosial. Misalnya, remaja sering merasa harus menurunkan berat badan karena pengaruh teman-teman, lingkungan, dan media massa.
* Tuntutan profesi. Contohnya, model harus menjaga makan agar tetap langsing atau atlet yang harus menjaga berat badan dengan ketat.
​
Pencegahan Bulimia
Memahami tanda-tanda bulimia dan melakukan penanganan secepatnya bisa mencegah bulimia agar tidak berkembang ke tahap yang lebih tinggi. Jika menemukan gejala-gejala bulimia pada anak-anak Anda, Anda bisa melakukan pendekatan secara perlahan kepada mereka.
Pendekatan pertama adalah dengan memberikan motivasi kepada mereka untuk selalu hidup sehat. Hindari komentar-komentar yang berhubungan dengan fisik dan memengaruhi psikologis mereka. Misalnya, menyebut badannya terlalu kurus, terlalu gemuk, atau wajahnya tidak cantik, rambutnya tidak lurus, dan lain sebagainya.
Cara kedua adalah dengan menghentikan kebiasaan memberikan anak Anda hadiah atau hukuman dengan makanan. Ajari anak Anda untuk menjaga tubuh dengan baik dan jadilah contoh yang baik bagi mereka dalam menjaga pola makan dan juga menerapkan gaya hidup yang sehat.