top of page

Gangguan Psikiotik

Girl Behind a Sheet

Gangguan psikotik yang paling banyak dikenal atau terjadi di masyarakat yaitu skizofrenia. Skizofrenia muncul pada awal tahun 1893 oleh Emil Kraepelin. Gangguan psikotik ini dalam pandangan populernya disebut juga dengan gila. Gejala gejala yang muncul berhubungan dengan gangguan perilaku dan pola pikir. Kraepelin menyebut skizofrenia dengan dementia praecox.

​

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses pikir dan emosi. Pada umumnya gejala yang muncul adalah halusinasi dengar, paranoid atau waham, cara berfikir kacau, dan disertai disfungsi sosial. Gejala yang muncul biasa dalam usia dewasa muda, dengan prevalensi global 0,3 % sampai 0,7%. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pengamatan perilaku danpengalaman yang dilaporkan.

​

Penyebab gangguan:

​

Faktor lingkungan bisa menjadi penyebab gangguan ini dan perkembangan skizofrenia. Faktor genetika juga berperan dalam proses penurunan sifat gangguan pada anggota keluarga. Resiko terbesar penyakit skizofrenia ini adalah 6,5%. Satu teori mengasumsikan keterlibatan genetik dalam evolusi sifat manusia yaitu alami, namun belum ada teori resminya hingga saat ini. Selain faktor genetika, faktor lingkungan seperti tempat tinggal, penggunaan obat, stres juga mampu mempengaruhi.

Penderita yang diberikan dukungan oleh orang sekitarnya akan berkembang lebih baik daripada yang lebih banyak dikritik oleh orang tuanya. Faktor lainnya yang memiliki peranan penting juga seperti isolasi sosial, disfungsi keluarga, pengangguran, dan kondisi ekonomi yang buruk atau kehidupan yang penuh tekanan dari orang orang sekitar.

​

Penanganan pada penderita skizofrenia bisa berupa:

​

  1. Penanganan biomedis: berguna untuk mengendalikan gejala gejala yang muncul.

  2. Penanganan psikososial: pendekatan berdasarkan prinsip belajar dan ketrampilan sosial untuk membantu penderita mengendalikan perilakunya menjadi adaptif.

  3. Rehabilitasi: melalui terapi keompok untuk membantu penderita beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kehidupan komunitas.

  4. Program intervensi keluarga: meningkatkan komunikasi antar keluarga dan memberikan dukungan positif serta mengurangi adanya konflik dan tenkanan dalam keluarga.

​

bottom of page